Halaman
Bab X Persiapan Kemerdekaan Indonesia
139
Para siswa, perlu kalian ketahui bahwa sejak tahun 1941 Jepang mengobarkan perang
Asia Timur Raya. Perang ini ditandai pengeboman pangkalan Angkatan Laut Amerika
Serikat di Pearl Harbour (Hawaii) pada 7 Desember 1941 oleh Angkatan Perang Jepang.
Pada awalnya pasukan Jepang banyak mendapatkan kemenangan dalam pertempuran-
pertempuran selanjutnya. Namun, di tahun 1942 angkatan perang Jepang mulai terdesak.
Untuk mendapatkan dukungan dari negara-negara jajahan Jepang, pemerintah Jepang
kemudian menjanjikan akan memberikan kemerdekaan kepada negara-negara jajahannya.
Ternyata situasi pasukan Jepang semakin memburuk pada bulan Juli - Agustus 1944.
Hal itu menyebabkan jatuhnya Kabinet Tojo. Sebagai gantinya kemudian diangkat Jenderal
Kuniaki Koiso sebagai Perdana Menteri yang memimpin Kabinet Baru (Kabinet Koiso).
Salah satu langkah kebijakan yang diambil oleh Koiso di daerah-daerah pendudukan adalah
mengeluarkan pernyataan tentang “janji kemerdekaan di kemudian hari”. Pada tanggal 7
September 1944 Perdana Menteri Jepang Kuniaki Koiso dalam sidang Parlemen Jepang
(Teikoku Gikei) ke-85 di Tokyo mengumumkan bahwa, daerah Hindia Timur (Indonesia)
diperkenankan merdeka kelak dikemudian hari. Janji ini kemudian direalisasi Jepang dengan
membentuk badan-badan untuk mempelajari, mempersiapkan dan melengkapi Indonesia
yang akan menjadi negara merdeka.
BAB
X
PERSIAPAN KEMERDEKAAN
INDONESIA
PETA KONSEP
PERSIAPAN KEMERDEKAAN
INDONESIA
TERBENTUKNYA
CHUO SANGI IN
TERBENTUKNYA
PPKI
TERBENTUKNYA
BPUPKI
Setelah mempelajari bab ini, diharapkan kamu memiliki kemampuan untuk
menjelaskan persiapan kemerdekaan Indonesia.
Kata Kunci
persiapan kemerdekaan
Ilmu Pengetahuan Sosial Kelas VIII
140
A. PEMBENTUKAN CHOU SANGI IN
Sebagaimana telah disebutkan, tahun 1942, posisi pasukan tentara Jepang di Pasi
fi
k
mulai terdesak. Untuk menarik dukungan penduduk di negara jajahan, Jepang merencanakan
memberi kemerdekaan kepada Birma dan Filipina. Rencana itu tidak menyebut nasib Indonesia.
Oleh karena itu, Ir. Soekarno dan Moh. Hatta mengajukan protes kepada Jepang
Menanggapi protes dan ancaman dan tokoh-tokoh nasionalis di Indonesia, pemerintah
Jepang kemudian menempuh kebijaksanaan partisipasi politik. Maksudnya, memberikan
peran aktif kepada tokoh-tokoh Indonesia di dalam lembaga pemerintahan. Untuk ini telah
diambil langkah-langkah sebagai berikut.
a.
Pembentukan Dewan Pertimbangan Pusat
(Chuo Sangi In).
b.
Pembentukan Dewan Pertimbangan Keresidenan
(Shu Shangi Kai).
c.
Tokoh-tokoh Indonesia diangkat sebagai penasihat di berbagai departemen.
d.
Pengangkatan orang-orang Indonesia ke dalam pemerintahan dan organisasi resmi lainnya.
Sebagai tindak lanjut dari rencana tersebut, maka pada tanggal 5 September 1943,
Saiko
Shikikan
(Kumaikici Harada) mengeluarkan
Osamu Seirei
No. 36 dan 37 tentang pembentukan
Chuo Sangi In
dan
Chuo Sangi Kai
. Hal yang boleh dibahas atau dirundingkan dalam Chuo
Shangi In antara lain :
a.
pengembangan pemerintahan militer
b.
mempertinggi derajat rakyat
c.
pendidikan dan penerangan
d. industri dan ekonomi,
e.
kemakmuran dan bantuan sosial, serta
f. kesehatan.
Pada Sidang Chuo Sangi In I, tanggal 17 Oktober 1943 dilantik secara resmi, ketua Chuo
Sangi In, yakni Soekarno dan dua orang wakil ketua, yakni
R.M.A.A. Kusumo Utoyo
dan
dr.
Buntaran Martoatmojo.
Anggota Chuo Sangi In boleh mengajukan usul-usul, tetapi semua
keputusan tergantung pada pemerintah di Tokyo.
Pada tanggal 15 November 1943, delegasi Chuo Sangi In yang terdiri atas Ir. Soekarno,
Moh. Hatta, dan Bagus Hadikusumo diundang ke Jepang. Pada kesempatan pertemuan
dengan PM Tojo, delegasi Chuo Sangi In minta agar Indonesia diizinkan mengibarkan
bendera Sang Merah Putih dan diizinkan menyanyikan lagu kebangsaan Indonesia Raya,
serta mendesak agar Indonesia disatukan dalam satu pemerintahan. Permintaan ini ditolak
PM. Tojo.
Dalam tahun 1944, Jepang semakin terdesak di dalam Perang Asia Timur Raya.
Kemunduran-kemunduran pasukan Jepang dan masalah-masalah lain yang dihadapi
menyebabkan jatuhnya kabinet Tojo. Ia kemudian digantikan oleh PM. Koiso pada tanggal
18 Juli 1944.
Pada masa pemerintahan PM Koiso, situasi perang semakin memburuk. Jepang semakin
terdesak untuk mendapatkan dukungan bangsa Indonesia dalam berbagai pertempuran,
pada tanggal 7 September 1944, PM Koiso mengeluarkan pemyataan bahwa Indonesia akan
Bab X Persiapan Kemerdekaan Indonesia
141
diberi kemerdekaan di kemudian hari. Pernyataan ini kemudian terkenal dengan sebutan
Janji Koiso.
Dari segi perjuangan untuk segera mencapai kemerdekaan, keberadaan Chuo Sangi
In tidak banyak berarti. Akan tetapi adanya badan itu semakin menambah wawasan dan
pengalaman-bagi para anggota. Hal ini penting, karena para anggota Chuo Sangi In umumnya
adalah para pejuang nasionalis yang bercita-cita mencapai kemerdekaan.
B. BPUPKI
1. Terbentuknya BPUPKI
Jepang benar-benar terancam dalam perangnya melawan sekutu. Untuk semakin menarik
simpati bangsa Indonesia agar tetap mendukung Jepang, maka pada tanggal 1 Maret 1945,
Kumaikici Harada mengumumkan pembentukan Badan Penyelidik Usaha-Usaha Persiapan
Kemerdekaan Indonesia (BPUPKI). Dalam bahasa Jepang BPUPKI disebut Dokuritsu Junbi
Cosakai.
BPUPKI beranggotakan 60 orang, ditambah beberapa pimpinan. Sebagai ketua adalah
Dr. Rajiman Widyodiningrat. Wakil-wakil ketua, yakni
Icibangase
yang sekaligus sebagai
kepala Badan Perundingan dan
RP. Suroso
yang sekaligus sebagai kepala sekretariat. Sebagai
kepala sekretariat, RP. Suroso dibantu oleh
Toyohito Masuda
dan
Mr. AG. Pringgodigdo
.
BPUPKI pada tanggal 28 Mei 1945 diresmikan. Pada kesempatan persemian ini dilakukan
pengibaran bendera
Hinomaru
disusul pengibaran bendera
Merah Putih
. Hal ini semakin
membangkitkan semangat para anggota BPUPKI dalam mempersiapkan upaya Indonesia
merdeka. Yang sangat menarik, sejak itu lagu Indonesia Raya boleh dinyanyikan dan Sang
Merah Putih boleh dikibarkan.
Maksud dan tujuan dibentuknya BPUPKI adalah untuk mempelajari dan menyelidiki hal-
hal yang berkaitan dengan pembentukan negara Indonesia. Jika suatu saat kelak meneguhkan
kemerdekaannya, maka bangsa Indonesia sudah harus memiliki dasar negara. Oleh karena
itu, BPUPKI merumuskan dasar negara.
2. Sidang Sidang BPUPKI
a. Sidang I
Sebagai realisasi pelaksanaan tugas,
BPUPKI kemudian mengadakan sidang-
sidang. Secara garis besar sidang-sidang
BPUPKI itu terbagi menjadi dua kali sidang.
Sidang BPUPKI I diadakan pada tanggal 29
Mei - I Juni 1945. Kemudian Sidang BPUPKI
II dilangsungkan pada tanggal 10 - 17 Juli
1945. Sidang-sidang BPUPKI itu untuk
merumuskan Undang-Undang Dasar.
Gambar 10.1
Sidang BPUPKI I
Ilmu Pengetahuan Sosial Kelas VIII
142
Sidang pertama membahas bagi negara Indonesia merdeka. Waktu itu KRT. Rajiman
Widyodiningrat meminta pandangan dari para anggota mengenai dasar negara baru
yang akan dibentuk. Untuk itu, tampil beberapa tokoh untuk berpidato menyampaikan
pandangannya. Dari sekian banyak pembicara, ada tiga tokoh yang paling dipertimbangkan
pandangan-pandangannya. Mereka adalah
Mr. Moh Yamin, Mr. Supomo
, dan
Ir. Soekarno.
Pidato Moh. Yamin pada tanggal 29 Mei mengusulkan lima dasar negara kebangsaan
Indonesia, yakni sebagai berikut.
a.
Peri Kebangsaan.
b.
Peri Kemanusiaan.
c.
Peri Ketuhanan.
d. Peri Kerakyatan.
e.
Kesejahteraan Rakyat,
Mr. Supomo dalam pidatonya tanggal 31 Mei 1945 menyampaikan dasar-dasar Negara
yang diajukan sebagai berikut.
a. Persatuan.
b. Kekeluargaan
c.
Keseimbangan lahir dan batin.
d. Musyawarah.
e.
Keadilan rakyat.
Tanggal 1 Juni 1945 merupakan hari terakhir dari rangkaian Sidang BPUPKI I. Dalam
pidato itu yang istimewa ia mengajukan usul nama, lima asas yang disebut dengan Pancasila.
Pidato Ir. Soekarno tanggal I Juni 1945 sering disebut dengan pidato lahirnya Pancasila. Sila-
sila yang diusulkan Ir. Soekarno sebagai berikut.
a.
Kebangsaan Indonesia.
b.
Internasionalisme atau perikemanusiaan.
c.
Mufakat atau demokrasi.
d. Kesejahteraan sosial.
e.
Ketuhanan Yang Maha Esa.
Tanggal 1 Juni 1945 Sidang BPUPKI I berakhir.
Untuk menindaklanjuti usulan-sulan dari sidang, BPUPKI membentuk Panitia kecil yang
diketuai oleh Ir. Soekarno. Panitia ini dikenal sebagai Panitia Sembilan. Sebagai ketuanya Ir.
Soekarno. Anggota-anggotanya adalah Drs. Moh. Hatta, Mr. Moh Yamin, Mr. Ahmad Subarjo,
Mr. A.A. Maramis, Abdulkadir Muzakir, Wakhidd Hasyim, H. Agus Salim, dan Abikusno
Cokrosuyoso. Pada tanggal 22 Juni 1945 Panitia Sembilan melahirkan rumusan yang terkenal
dengan nama
Piagam Jakarta (Jakarta Charter).
Rumusan tersebut sebagai berikut.
a. Ketuhanan, dengan kewajiban menjalankan syariat Islam bagi pemeluk pemeluknya.
b.
Dasar Kemanusiaan yang adil dan beradab.
c.
Persatuan Indonesia.
d. Kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan dalam permusyawaratan/
perwakilan.
e.
Mewujudkan suatu keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia.
Bab X Persiapan Kemerdekaan Indonesia
143
b. Sidang II
Pada tanggal 10 Juli 1945 mulai sidang BPUPKI II. Sidang ini membahas rancangan
Undang-Undang Dasar (UUD). Panitia Perancang UUD diketuai oleh Ir. Soekarno.
Panitia Perancang membentuk Panitia Kecil untuk merumuskan rancangan UUD dengan
segala pasal-pasalnya. Panitia Kecil ini dipimpin oleh Mr. Supomo.
Sebelum membahas rancangan Undang-Undang Dasar, mereka membahas bentuk
negara. Setelah diadakan pungutan suara, mayoritas anggota memilih negara kesatuan yang
berbentuk republik.
Bahasan berikutnya adalah UUD dan pembukaannya. Pada rapat tanggal 11 Juli 1945,
Panitia Perancang UUD secara bulat menerima Piagam Jakarta sebagai Pembukaan UUD.
Tanggal 14 Juli 1945, BPUPKI melanjutkan sidang untuk menerima laporan dari Panitia
Perancang UUD. Tiga hal penting yang dilaporkan oleh Ir. Soekarno selaku ketua Panitia
Perancang UUD sebagai berikut.
a.
Pernyataan Indonesia merdeka
b.
Pembukaan UUD (diambil dari Piagam Jakarta)
c.
Batang tubuh UUD
Sidang menyetujui tiga hal yang dilaporkan oleh Ir. Soekarno tersebut.
C. PPKI
1. Terbentuknya PPKI
Jepang semakin mengalami kemunduran dalam Perang Asia Timur Raya. Komando
Tentara Jepang wilayah Selatan mengadakan rapat. Dalam rapat itu disepakati bahwa
Indonesia akan diberi kemerdekaan pada tanggal 7 September 1945.
Keadaan Jepang semakin kritis. Pada 6 Agustus 1945, kota Hirosima dibom atom
oleh Amerika Serikat. Menghadap situasi ini, Jenderal Terauchi menyetujui pembentukan
Dokuritsu Junbi Inkai atau Panitia Kemerdekaan Indonesia (PPKI). Persetujuan ini terjadi
pada pada tanggal 7 Agustus 1945. Tugas PPKI adalah melanjutkan tugas BPUPKI dan
untuk mempersiapkan Kemerdekaan Indonesia. Ketua PPKI adalah Ir. Soekarno, sedangkan
wakilnya Drs. Moh. Hatta.
PPKI beranggotakan 21 orang dan
semuanya orang Indonesia yang berasal dari
berbagai daerah.
Jawa 12 wakil.
Sumatera 3 wakil.
Sulawesi 2 wakil.
Kalimantan 1 wakil.
Sunda Kecil 1 wakil.
Maluku 1 wakil.
Golongan penduduk Cina
1 wakil
Gambar 10.2
Sidang PPKI
Ilmu Pengetahuan Sosial Kelas VIII
144
Untuk kepentingan peresmian dan pelantikan PPKI, Jendral Terauchi, pimpinan
Angkatan Perang Jepang yang berkedudukan di Saigon, pada tanggal 9 Agustus 1945
memanggil Soekarno, Moh. Hatta, dan Rajiman Widyodiningrat untuk pergi ke Dalat, Saigon.
Di Dalat, Jendral Terauchi menegaskan bahwa Pemerintah Kemaharajaan Jepang memutuskan
untuk menyerahkan kemerdekaan kepada bangsa Indonesia.
2. PPKI dan Perkembangan Situasi Indonesia
Tanggal 14 Agustus 1945, Soekarno, Moh. Hatta, dan Rajiman Widyodiningrat pulang
kembali ke Jakarta. Sementara Jepang sudah dalam keadaan lumpuh sebab tanggal 9 Agustus
1945 kota Nagasaki juga dibom atom oleh Amerika Serikat. Dengan demikian Jepang benar-
benar tidak dapat berbuat apa-apa. Akhimya pada tanggal 15 Agustus 1945, Jepang menyerah
tanpa syarat kepada pihak Sekutu.
Ketika ketiga perwakilan bangsa Indonesia kembali ke tanah air, keadaan politik
di Indonesia telah terjadi perubahan sangat drastis. Para tokoh yang terus mengikuti
perkembangan Perang Dunia II mempunyai ide untuk segera memproklamasikan
kemerdekaan, tanpa menunggu keputusan Jepang. Akhirnya terjadi perbedaan pendapat
antara golongan tua dengan golongan muda mengenai waktu pelaksanaan proklamasi
kemerdekaan Indonesia.
Perbedaan pendapat terjadi antara golongan tua yang terwakili dalam PPKI, dengan
golongan muda yang terwakili dalam beberapa perkumpulan. Beberapa perkumpulan yang
termasuk golongan muda misalnya:
■
Kelompok Asrama Menteng 31 yang dipelopori Chaerul Saleh dan Sukarni
■
Kelompok Asrama Indonesia Merdeka yang dipelopori Mr Soebarjo
■
Kelompok Asrama Mahasiswa Kedokteran yang mendukung Sjahrir.
Golongan muda mendesak agar Indonesia segera memproklamirkan kemerdekaan.
Sementara golongan tua menghendaki proklamasi menunggu perkembangan keputusan
Jepang. Alasan golongan tua adalah untuk menghindari pertumpahan darah, mengingat
pasukan Jepang masih banyak yang ada di Indonesia.
Pada tanggal 16 Agustus 1945 golongan muda menculik Soekarno dan Hatta ke
Rengasdengklok. Soekarno dan Hatta didesak agar segera memproklamasikan kemerdekaan
Indonesia. Akhirnya, keinginan golongan muda terpenuhi. Proklamasi kemerdekaan
Indonesia dikumandangkan pada tanggal
17 Agustus 1945
Proklamasi dibacakan Ir Soekarno
pukul 10.00 di Jl Pegangsaan Timur
Jakarta. Sebagai penandatangan naskan
proklamasi adalah Soekarno dan Hatta,
atas nama bangsa Indonesia. Sejak tanggal
17 Agustus 1945 bangsa Indonesia telah
merdeka dari penjajahan.
Gambar 10.3
Pembacaan Proklamasi Kemerdekaan
Bab X Persiapan Kemerdekaan Indonesia
145
Rangkuman
Angkatan perang Jepang mengalami kemunduran dalam berbagai front
pertempuran. Untuk menarik simpati rakyat di daerah pendudukan agar membantu
Jepang dalam Perang Asia Timur Rayanya, Jepang mengeluarkan pernyataan tentang
“janji kemerdekaan di kemudian hari”. Janji ini kemudian direalisasi Jepang dengan
membentuk badan-badan untuk mempelajari, mempersiapkan dan melengkapi
kemerdekaan Indonesia.
Sebagai tindak lanjut dari rencana tersebut, maka pada tanggal 5 September
1943, Saiko Shikikan (Kumaikici Harada) mengeluarkan Osamu Seirei No. 36 dan
37 tentang pembentukan Chuo Sangi In dan Chuo Sangi Kai. Pada Sidang Chuo
Sangi In I, tanggal 17 Oktober 1943 dilantik secara resmi, ketua Chuo Sangi In, yakni
Soekarno dan dua orang wakil ketua, yakni R.M.A.A. Kusumo Utoyo dan dr. Buntaran
Martoatmojo.
Dari segi perjuangan untuk segera mencapai kemerdekaan, keberadaan Chuo
Sangi In tidak banyak berarti. Akan tetapi adanya badan itu semakin menambah
wawasan dan pengalaman-bagi para anggota. Hal ini penting, karena para anggota
Chuo Sangi In umumnya adalah para pejuang nasionalis yang bercita-cita mencapai
kemerdekaan.
Jepang benar-benar terancam dalam perangnya melawan sekutu. Untuk semakin
menarik simpati bangsa Indonesia agar tetap mendukung Jepang, maka pada tanggal
1 Maret 1945, Kumaikici Harada mengumumkan pembentukan Badan Penyelidik
Usaha-Usaha Persiapan Kemerdekaan Indonesia (BPUPKI) atau Dokuritsu Junbi
Cosakai.
Sebagai ketua adalah Dr. Rajiman Widyodiningrat. Wakil-wakil ketua, yakni
Icibangase yang sekaligus sebagai kepala Badan Perundingan dan RP. Suroso yang
sekaligus sebagai kepala sekretariat. Sebagai kepala sekretariat, RP. Suroso dibantu
oleh Toyohito Masuda dan Mr. AG. Pringgodigdo. BPUPKI pada tanggal 28 Mei 1945
diresmikan.
Maksud dan tujuan dibentuknya BPUPKI adalah untuk mempelajari dan menyelidiki
hal-hal yang berkaitan dengan pembentukan negara Indonesia. Jika suatu saat kelak
meneguhkan kemerdekaannya, maka bangsa Indonesia sudah harus memiliki dasar
negara. Oleh karena itu, BPUPKI merumuskan dasar negara. Pada rapat tanggal 11
Juli 1945, Panitia Perancang UUD secara bulat menerima Piagam Jakarta sebagai
Pembukaan UUD.
Tugas 10.1
Para siswa, Buatlah kelompok terdiri 3 sampai 5 orang secara bebas. Tugas kalian
membuat perbandingan peranan Chuo Sangi In, BPUPKI dan PPKI terhadap persiapan
kemerdekaan Indonesia
Ilmu Pengetahuan Sosial Kelas VIII
146
A. Pilihlah jawaban yang paling tepat di antara pertanyaan-pertanyaan di bawah
ini!
1. Akhir tahun 1942, posisi pasukan tentara Jepang di Pasi
fi
k mulai terdesak. Untuk menarik
dukungan penduduk setempat, maka Jepang merencanakan memberi kemerdekaan
kepada ...
a. Birma dan Filipina.
b. Indonesia dan Filipina
c. Indonesia dan Malaysia
d. Indonesia dan Birma
2. Pada tanggal 5 September 1943,
Saiko Shikikan
(Kumaikici Harada) mengeluarkan
Osamu Seirei
No. 36 dan 37 tentang pembentukan
Chuo Sangi In
dan
Chuo Sangi Kai
.
Hal yang boleh dibahas atau dirundingkan dalam Chuo Shangi In antara lain :
a. pengembangan pemerintahan militer
b. kemerdekaan Indonesia
c. pemerintahan Indonesia
d. calon para pemimpin Indonesia
3. Dari segi perjuangan untuk segera mencapai kemerdekaan, keberadaan Chuo Sangi In
tidak banyak berarti, namun badan ini memiliki peran
a. badan itu semakin menambah wawasan dan pengalaman-bagi para anggota.
b. Badan ini menjadi awal lahirnya Indonesia merdeka
c. Badan ini menjembatani hubungan antara Indonesia dengan Jepang
d. Badan ini menyiapkan Indonesia merdeka
4. Yang mengumumkan pembentukan Badan Penyelidik Usaha-Usaha Persiapan
Kemerdekaan Indonesia (BPUPKI) atat Dokuritsu Junbi Cosakai, pada tanggal 1 Maret
1945 adalah
Keadaan Jepang semakin kritis. Pada 6 Agustus 1945, kota Hirosima dibom
atom oleh Amerika Serikat. Menghadap situasi ini, Jenderal Terauchi menyetujui
pembentukan Dokuritsu Junbi Inkai atau Panitia Persiaipan Kemerdekaan Indonesia
(PPKI). Persetujuan ini terjadi pada pada tanggal 7 Agustus 1945. Tugas PPKI adalah
melanjutkan tugas BPUPKI dan untuk mempersiapkan Kemerdekaan Indonesia.
Ketua PPKI adalah Ir. Soekarno, sedangkan wakilnya Drs. Moh. Hatta.
Untuk kepentingan peresmian dan pelantikan PPKI, Jendral Terauchi, pimpinan
Angkatan Perang Jepang yang berkedudukan di Saigon, pada tanggal 9 Agustus 1945
memanggil Soekarno, Moh. Hatta, dan Rajiman Widyodiningrat untuk pergi ke Dalat,
Saigon. Di Dalat, Jendral Terauchi menegaskan bahwa Pemerintah Kemaharajaan
Jepang memutuskan untuk menyerahkan kemerdekaan kepada bangsa Indonesia.
Latihan
Bab X Persiapan Kemerdekaan Indonesia
147
a. Kumaikici Harada
b. PM Tojo
c. PM Kaiso
d. Kaisar Hirohito
5. Yang menjadi ketua BPUPKI adalah
a. Dr. Rajiman Widyodiningrat
b. Ir Sukarno
c. Moh Hatta
d. RP. Suroso
6. BPUPKI beranggotakan
a. 60 orang
b. 40 0rang
c. 30 orang
d. 20 orang
7. BPUPKI diresmikan pada tanggal
a. tanggal 28 Mei 1945
b. tanggal 27 mei 1945
c. tanggal 26 mei 1945
d. tanggal 25 mei 1945
8. Sebagai realisasi pelaksanaan tugas, BPUPKI kemudian mengadakan sidang-sidang.
Secara garis besar sidang-sidang BPUPKI itu terbagi menjadi dua kali sidang. Sidang
BPUPKI I diadakan pada tanggal . . . .
a. 29 Mei - I Juni 1945
b. 28 Mei – 1 Juni 1945
c. 30 Mei – 1 Juni 1945
d. 27 Mei – 1 Juni 1945.
9. Sidang pertama BPUPKI membahas tentang . . . .
a. dasar bagi negara Indonesia merdeka
b. pembukaan UUD 1945
c. Batang tubuh UUD 1945
d. Proklamasi kemerdekaan Indonesia
10. Yang mengajukan usul nama, lima asas disebut dengan Pancasila pada tanggal 1 Juni
1945 adalah . . . .
a. Ir. Soekarno
b. Moh Yamin
c. Mr Supomo
d. Moh Hatta.
B. Jawablah dengan singkat
1. Sebutkan peranan Chuo Sangi In dalam perjuangan kemerdekaan Indonesia
2. jelaskan maksud dan tujuan dibentuknya BPUPKI
Ilmu Pengetahuan Sosial Kelas VIII
148
3. Jelaskan hasil sidang II BPUPKI
4. Jelaskan peranan PPKI dalam perjuangan kemerdekaan Indonesia
5. jelaskan mengenai Piagam Jakarta.
C. Isilah titik titik di bawah ini
1. Yang menjadi ketua Chuo Sangi In adalah..................
2. Setelah Kabinet Tojo jatuh, pemerintahan Jepang digantikan oleh pemerintahan yang
dipimpin oleh Perdana Menteri ............
3. Pernyataan bahwa Indonesia akan diberi kemerdekaan di kemudian hari disampaikan
oleh Perdana Menteri ...................
4. BPUPKI diresmikan pada tanggal ...........................
5. sidang BPUPKI II diadakan pada tanggal .............
Refleksi
Para siswa, para tokoh kejuangan telah memberikan teladan bagaimana mereka
berjuang dengan cara-cara masing-masing untuk mempersiapkan proklamasi
kemerdekaan Indonesia. Teladanilah nilai nilai kerjuangan dari para tokoh pejuang
dalam mempersiapkan proklamasi kemerdekaan Indonesia.